Muslim
Dari Utsman bin Affan
ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak seseorang memasuki
waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan khusyu' dan
memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu
selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."
Bukhari-Muslim
Dari Abu Sa'id (Sa'ad
bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pernah
terjadi pada umat terdahulu seseorang yang telah membunuh sembilan puluh
sembilan jiwa kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang alim
lalu ditunjukkan kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya, "Sesungguhnya
saya telah membunuh 99 jiwa apakah ada jalan bagiku
untuk bertaubat?" Jawab pendeta, "Tidak ada" Seketika pendeta itupun
dibunuhnya sehingga genaplah 100 orang yang telah dibunuhnya. Kemudian
ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan iapun
menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk
bertaubat? Jawab si alim, "Ya, ada dan siapakah yang dapat menghalangimu
untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana banyak orang-orang
yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka dan
jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu ini adalah tempat penjahat."
Maka pergilah orang itu tetapi di tengah perjalanan mendadak ia mati. Maka
bertengkarlah Malaikat rahmat dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat
berkata, "Ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh
hatinya." Malaikat siksa berkata, "Ia belum pernah berbuat kebaikan sama
sekali." Maka datanglah seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi juru
penengah (hakim) di antara mereka. Ia berkata, "Ukur saja jarak antara
dusun yang ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat,
masukkanlah ia kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu
dan ternyata lebih dekat kepada dusun orang-orang baik yang dituju,
kira-kira terpaut sejengkal. Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat."
Bukhari-Muslim
Dari Sa'ad
bin Abi Waqqash r.a. berkata: Rasulullah saw menengokku pada haji wada'
dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja merenggut nyawaku lalu aku
berkata, "Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup
berat sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku
kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua
pertiga dari hartaku?" Rasulullah saw menjawab, "Jangan" Aku berkata,
"Bagaimana kalau separuhnya?" Rasulullah menjawab, "Jangan, sepertiga saja
dan sepertiga pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau tinggalkan
ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau
tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada manusia.
Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut
keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga
sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu."
Aku berkata, "Ya
Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?"
Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau
beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah
melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu.
Barangkali engkau tinggalkan ini akan mendatangkan manfaat bagi orang
banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya." Kemudian Rasulullah saw
berdo'a, "Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan
jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke Mekkah)." Tetapi yang
kecewa adalah Sa'ad bin Khaulah yang dikasihi oleh Rasulullah saw karena ia
meninggal dunia di Makkah.
Bukhari-Muslim
Dari Musa
al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seseorang itu akan
berkumpul bersama orang yang dikasihinya."
Bukhari - Muslim
Dari Ibnu
Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Aku bermimpi seolah-olah aku
bersiwak (menggoosok gigi). Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku
berikan siwak itu kepadanya yang kecil tetapi aku ditegur, "Dahulukan yang
besar maka aku berikan kepadanya yang besar."
Bukhari - Muslim
Dari 'Aisyah
r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bakal ada tentara yang menyerang
Ka'bah tetapi ketika mereka sampai di suatu lapangan tiba-tiba mereka
semua dibinasakan dari yang pertama hingga yang terakhir." 'Aisyah r.a.
bertanya, "Ya Rasulullah, kenapa mereka semua dibinasakan padahal diantara
mereka ada yang di pasar dan tidak ikut menyerang?" Rasulullah saw
menjawab, "Dibinasakan semua kemudian akan dibangkitkan menurut niat
masing-masing."
Subscribe to:
Posts (Atom)
NASIHAT PERNIKAHAN UNTUK SUAMI DAN ISTERI
Pernikahan adalah suatu perjanjian yang besar, suatu pertanggungjawaban yang berat bagi seorang laki-laki, yang mana dia mengambil seorang w...

-
Hadits ke-1 Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjumpai Umar Ibnu Al-Khaththa...
-
“Dan tinggallah manusia2 yg buruk, yg seenaknya mlakukan persetubuhan spt khimar (kledai). Maka pd zaman mreka inilah kiamat akan datang.” ...
-
Qur'an dan Terjemah SURAT 41. AL FUSHSHILAT Terjemahan Text Qur'an Ayat Haa Miim. حم 1 Diturunkan dari Tuhan Y...