Searching

Keutamaan Ikhlas

Tempatkan kebajikan kita dalam ruang suci bernama ikhlas. Biarlah perbuatan kita tidak diketahui atau tidak dipuji orang. Karena pujian orang tidak ada artinya bila Allah menolaknya. Tapi, takutlah bila perbuatan kita ditolak Allah karena tidak ikhlas. artinya kita berbuat dan melakukan apa pun hanya dengan niat untuk meraih ridha Allah, bukan untuk apa pun dan bukan untuk siapa pun.

Kemudahan

“Dan barangsiapa memudahkan orang yg kesulitan maka Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

Orang Munafik

“Sementara orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah hanzhalah, tidak ada baunya, rasanya pun pahit.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ampunan Dosa Bagi Yang Berjabat Tangan

“Tiada dua insan muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan, kecuali mereka berdua diampuni (dosanya) sebelum berpisah.” (HR. At Tirmidzi)

Jaminan Surga

“Aku menjamin… sebuah rumah di tempat tertinggi di surga bagi siapa yang membaguskan akhlaqnya.” (HR. Abu Dawud)

memahami Akan Meringankan Beban Hidup

“Barangsiapa yang meyakini datangnya kematian, jauhilh godaan duniawi, & baragsiapa memahami kehidupan dunia, maka segala ujian & penderitaan menjadi terasa ringan baginya.” (Ali bin Abu Thalib)

Hal celaan

“Janganlah kamu mencela angin, karena angin itu diperintah. Dan barangsiapa mencela sesuatu yang tidak layak baginya, maka celaan itu kembali kepadanya.” (HR. Abu Dawud)

Mulianya Manusia

Semulia"a manusia ialah orang yang mmpunyai adab yang merendah diri ketika brkedudkan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas & brsikap adil ketika kuat. (Khalifah Abdul Malik Marwan)

Tanda Kiamat

“Dan tinggallah manusia2 yg buruk, yg seenaknya mlakukan persetubuhan spt khimar (kledai). Maka pd zaman mreka inilah kiamat akan datang.” (HR. Muslim)

Tanda Kiamat

“Di antara tanda2 telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegah2an dlm mendirikan masjid.” (HR. Imam Nasa’i)

Sebagian Tanda Kiamat

“Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai.” (HR. Muslim)

Berkata baik ketika menjenguk

“Jika kalian menjenguk orang sakit maka ucapkanlah perkataan yg baik, karena para Malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan.” (HR. Muslim dari ummu Salamah)

Mendo'akan Saudaranya

“Tidaklah seorang Muslim mendoakan kebaikan bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya kecuali malaikat mengatakan: “Smoga engkau mendapatkan seperti dengan doamu itu.” (HR. Muslim)

Jiwa yang Penuh Maaf

Ketika aku menjadi pemaaf dan tidak mempunyai rasa dengki, hatiku lega, jiwaku bebas dari bara permusuhan. (Imam Syafi’ie)

Berkata Yang Baik

“Takutlah dari api neraka meski hanya dengan sebutir kurma, kalaulah kalian tidak memilikinya, maka dengan perkataan yang baik.” (HR. Bukhari)

Neraka Haram bagi Yang Menangis Karena Allah..

“Neraka diharamkan dari mata yang menangis karena takut kepada Allah, diharamkan dari mata yang berjaga di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi)

Ukhti Siapa Yang Engkau Pilih Untuk Menjadi Pendamping Hidupmu..?

Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu, hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah bersamanya.

Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak. Tentu kita tidak ingin bahtera tumah tangga yang sudah terlanjur kita arungi bersama laki-laki yang menjadi pilihan kita kandas di tengah perjalanan, karena tentu ini akan sangat menyakitkan, menimbulkan luka mendalam yang mungkin sangat sulit disembuhkan, baik luka bagi kita maupun bagi buah hati yang mungkin sudah ada. Lagipula, kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala, Robb sekaligus Illah kita satu-satunya sangat membenci perceraian, meskipun hal itu diperbolehkan jika memang keduanya merasa berat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah slogan yang biasa dipakai untuk masalah kesehatan. Dan untuk masalah kita ini, yang tentunya jauh lebih urgen dari masalah kesehatan tentu lebih layak bagi kita untuk memakai slogan ini, agar kita tidak menyesal di tengah jalan.

Saudariku muslimah, sekarang banyak kita jumpai fenomena yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Banyak dari saudari-saudari kita yang terpesona dengan kehidupan dunia, sehingga timbul predikat ‘cewek matre’, yaitu bagi mereka yang menyukai laki-laki karena uangnya. Ada juga diantara saudari kita yang memilih laki-laki hanya karena fisiknya saja. Ada juga diantara mereka yang menyukai laki-laki hanya karena kepintarannya saja, padahal belum tentu kepintarannya itu akan menyelamatkannya, mungkin justru wanita itu yang akan dibodohi.

Sebenarnya tidak mengapa kita menetapkan kriteria – kriteria tersebut untuk calon pasangan kita, namun janganlah hal tersebut dijadikan tujuan utama, karena kriteria-kriteria itu hanya terbatas pada hal yang bersifat duniawi, sesuatu yang tidak kekal dan suatu saat akan menghilang. Lalu bagaimana solusinya ? Saudariku, sebagai seorang muslim, standar yang harus kita jadikan patokan adalah sesuatu yang sesuai dengan ketentuan syariat. Karena hanya dengan itu kebahagian hakiki akan tercapai, bukan hanya kebahagian dunia saja yang akan kita dapatkan, tapi kebahagiaan akhirat yang kekal pun akan kita nikmati jika kita mempunyai pasangan yang bisa diajak bekerjasama dalam ketaatan kepada Allah.
Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:

1. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik, dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak, serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri, siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?” Hasan bin ‘Ali menjawab, “Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang ia akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim kepadanya.”
2. Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat dosa, dan lain-lain.
“Siapa saja menikahkan wanita yang di bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi),Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.” (Majmu’ Fatawa)
3. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.
4. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.
5. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.
6. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.
7. Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya: Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih-lebihan; memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan; memaafkan kekurangan istri dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya; memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-tempat maksiat; menjaga istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya; memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga istri; memanggil istri dengan panggilan kesukaannya; dan yang terpenting bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.
Satu hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jangan pernah membayangkan bahwa laki-laki yang sholeh itu tidak punya cacat & kekurangan. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.

Cinta Jangan Di jadikan Kambing Hitam

Cinta adalah sesuatu yang agung, Dengan cinta seorang yang pengecut menjadi pemberani, orang yang bakhil menjadi dermawan, yang bodoh menjadi pintar, menjadikan orang pandai merangkai kata dan tulisan.

Oleh karena jangan salahkan cinta, kasihan Cinta.
Bukankah karena cinta seseorang bisa masuk surga..??

Suatu hari ada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang kapan terjadi hari kiamat, namun beliau malah balik bertanya : “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya ?” Dia menjawab : .”Cinta Allah dan Rasul Nya.” maka beliaupun menjawab : “Engkau bersama orang yang engkau cintai.” Maka Anas bin Malik radliyallahu’anhu perowi hadits ini pun berseru gembira : “Demi Allah, Saya mencintai Rasulullah, Mencintai Abu Bakr dan Umar, maka saya berharap untuk bisa bersama mereka disurga,”. (Bukhari Muslim)

Cinta itu akan menjadi sangat agung kalau diletakkan pada tempatnya, namun bisa menjadi bencana kalau disalah gunakan. Oleh karena itu berhati-hatilah.

Mencintai Orang_Orang Miskin dan dekat Dengan Mereka (Ekspresi Wajah Saudara Kita Yang Kekurangan)

Apa yang anda rasa selepas menatap situasi kanak-kanak ini? kesian atau bersyukur?
banyak pendapat...ada yg bersyukur diberikan  hidup yg sempurna walaupun susah sedikit...
ada yang kesian melihat keadaan anak kecil ini...

Rasulullah memberikan wasiat  kepada Abu Dzar yang punya kelebihan harta untuk memberikan perhatian kepada orang miskin..
Wasiat yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tujukan untuk Abu Dzar ini, pada hakikatnya adalah wasiat untuk ummat Islam secara umum. Dalam hadits ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepada Abu Dzar agar mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka. Kita sebagai ummat Islam hendaknya menyadari bahwa nasihat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini tertuju juga kepada kita semua.

Orang-orang miskin yang dimaksud, adalah mereka yang hidupnya tidak berkecukupan, tidak punya kepandaian untuk mencukupi kebutuhannya, dan mereka tidak mau meminta-minta kepada manusia. Pengertian ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

 “Orang miskin itu bukanlah mereka yang berkeliling meminta-minta kepada orang lain agar diberikan sesuap dan dua suap makanan dan satu-dua butir kurma.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa yang dimaksud orang miskin itu?” Beliau menjawab,”Mereka ialah orang yang hidupnya tidak berkecukupan, dan dia tidak mempunyai kepandaian untuk itu, lalu dia diberi shadaqah (zakat), dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain.”

Islam menganjurkan umatnya berlaku tawadhu` terhadap orang-orang miskin, duduk bersama mereka, menolong mereka, serta bersabar bersama mereka.
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkumpul bersama orang-orang miskin, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak berbicara dengan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi mereka enggan duduk bersama dengan orang-orang miskin itu, lalu mereka menyuruh beliau agar mengusir orang-orang fakir dan miskin yang berada bersama beliau. Maka masuklah dalam hati beliau keinginan untuk mengusir mereka, dan ini terjadi dengan kehendak Allah Ta’ala. Lalu turunlah ayat:

“Janganlah engkau mengusir orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan petang hari, mereka mengharapkan wajah-Nya”. [al-An’âm/6:52]

Mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, yaitu dengan membantu dan menolong mereka, bukan sekedar dekat dengan mereka. Apa yang ada pada kita, kita berikan kepada mereka karena kita akan diberikan kemudahan oleh Allah Ta’ala dalam setiap urusan, dihilangkan kesusahan pada hari Kiamat, dan memperoleh ganjaran yang besar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ…
“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat…" 

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
السَّاعِى عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ –وَأَحْسِبُهُ قَالَ-: وَكَالْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ.

“Orang yang membiayai kehidupan para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang berjihad fii sabiilillaah.” –Saya (perawi) kira beliau bersabda-, “Dan bagaikan orang yang shalat tanpa merasa bosan serta bagaikan orang yang berpuasa terus-menerus”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berkumpul bersama orang-orang miskin, sampai-sampai beliau berdo’a kepada Allah agar dihidupkan dengan tawadhu’, akan tetapi beliau mengucapkannya dengan kata “miskin”.
اَللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ مِسْكِيْنًا وَأَمِتْنِيْ مِسْكِيْنًا وَاحْشُرْنِيْ فِيْ زُمْرَةِ الْمَسَاكِيْنِ.

“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku bersama rombongan orang-orang miskin”.

Ini adalah doa dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar Allah Ta’ala memberikan sifat tawadhu` dan rendah hati, serta agar tidak termasuk orang-orang yang sombong lagi zhalim maupun orang-orang kaya yang melampaui batas. Makna hadits ini bukanlah meminta agar beliau menjadi orang miskin, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Atsir rahimahullah, bahwa kata “miskin” dalam hadits di atas adalah tawadhu [6]. Sebab, di dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari kefakiran.[7]
Beliau berdoa seperti ini, karena beliau mengetahui bahwa orang-orang miskin akan memasuki surga lebih dahulu daripada orang-orang kaya. Tenggang waktu antara masuknya orang-orang miskin ke dalam surga sebelum orang kaya dari kalangan kaum Muslimin adalah setengah hari, yaitu lima ratus tahun.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُسْلِمِيْنَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِنِصْفِ يَوْمٍ وَهُوَ خَمْسُ مِائَةِ عَامٍ.

“Orang-orang faqir kaum Muslimin akan memasuki surga sebelum orang-orang kaya (dari kalangan kaum Muslimin) selama setengah hari, yaitu lima ratus tahun”. 

Orang–orang miskin yang masuk surga ini, adalah mereka yang taat kepada Allah, mentauhidkan-Nya dan menjauhi perbuatan syirik, menjalankan Sunnah dan menjauhi perbuatan bid’ah, menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sebab terlambatnya orang-orang kaya memasuki surga selama lima ratus tahun, adalah karena semua harta mereka akan dihitung dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Ta’ala.

Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a agar mencintai orang-orang miskin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِيْنِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِيْ وَتَرْحَمَنِيْ، وَإِذََا أَرَدْتَ فِتْنَةَ قَوْمٍ فَتَوَفَّنِيْ غََيْرَ مَفْتُوْنٍ، وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِيْ إِلَى حُبِّكَ.

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar aku dapat melakukan perbuatan-perbuatan baik, meninggalkan perbuatan munkar, mencintai orang miskin, dan agar Engkau mengampuni dan menyayangiku. Jika Engkau hendak menimpakan suatu fitnah (malapetaka) pada suatu kaum, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terkena fitnah itu. Dan aku memohon kepada-Mu rasa cinta kepada-Mu, rasa cinta kepada orang-orang yang mencintaimu, dan rasa cinta kepada segala perbuatan yang mendekatkanku untuk mencintai-Mu”

Selain itu, dengan menolong orang-orang miskin dan lemah, kita akan memperoleh rezeki dan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ.

“Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian”.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذَهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلاَتِهِمْ، وَإِخْلاَصِهِمْ.
“Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan sebab orang-orang lemah mereka di antara mereka, yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka”.

Gantilah Keburukan Dengan Kebaikan

Apa pendapat Anda bila ada seseorang yang pakaiannya terkena air kencing, lalu ia hendak mensucikannya dengan air kencing pula? Mungkinkah air kencing itu dapat mensucikannya? Tentu saja tidak! Kotoran tidak dapat disucikan kecuali dengan sesuatu yang suci. Begitu pula halnya keburukan yang pernah kita lakukan, tidak akan dapat terhapus kecuali dengan memperbanyak melakukan kebaikan.”(Sufyan ats-Tsauri)

Dunia Adalah Hina

Apabila akhirat ada dalam hati, maka akan datanglah dunia menemaninya. Tapi apabila dunia ada di hati maka akhirat tidaklah akan menemaninya. Itu karena akhirat mulia dan dermawan, sedangkan dunia adalah hina”
(Abu Sulaiman Ad Daroni)

Jagalah Apa_Apa Yang Allah Cintai

Apabila Anda berharap agar Allah senantiasa menganugerahkan kepada Anda apa-apa yang Anda cintai dan sukai maka hendaklah Anda senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah.”(Salah seorang ahli hikmah)

Berbuat baik

Apabila kalian senang Allah ta’ala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian.”(HR Imam Suyuthi)

Gemetarnya ketika Shalat

Ayahku pernah mengatakan bahwa apabila ‘Ali bin al-Husain selesai berwudhu dan telah bersiap untuk shalat, tubuhnya akan gemetar dan menggigil. Pernah ada seorang lelaki yang bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ‘Ali bin al-Husain menjawab, ‘Celakalah Engkau! Tidakkah kau tahu, kepada siapa aku akan menghadap? Dan kepada siapa aku akan bermunajat?"(al-’Utaibi)

3 golongan Orang Yang menyesal

Ada tiga golongan orang yang paling menyesal pada hari kiamat :
(1) orang yang memiliki budak ketika di dunia, ternyata pada hari kiamat budak tersebut memiliki prestasi amal yang lebih baik darinya.
(2) orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah dengannya sampai ia meninggal dunia, kemudian harta tersebut diwarisi oleh orang yang memanfaatkan harta tersebut untuk bersedekah di jalan Allah.
(3) orang yang mempunyai ilmu tetapi ia tidak mau mengambil manfaat dari ilmunya, lalu ilmu tersebut diketahui oleh orang lain yang mampu mengambil manfaat darinya.”(Sufyan bin ‘Uyainah)

2 Perkara kebaikan

Ada dua perkara yang jika Anda Amalkan, Anda akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat: Menerima sesuatu yang tidak Anda sukai, jika sesuatu itu disukai Allah. Dan membenci sesuatu yang Anda sukai, jika sesuatu itu dibenci oleh Allah.”(Abu Hazim)

Amalan Yang Ikhlas

Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).”(Fudhail bin ‘Iyadh)

Menimbun memberatkan Sesama Muslim

Aku tidak suka menjadi seorang pedagang budak. Akan tetapi, menjadi pedagang budak lebih aku sukai daripada aku menimbun bahan makanan sambil menunggu naiknya harga yang memberatkan sesama muslim
(Yazid bin Maisaroh)

Tangisanku

Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”(‘Amir bin ‘Abdi Qais)

Jaminan Surga

Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.”(HR Abu Daud)

Amalan Yang Di Perbuat

Aku belum pernah melihat orang yang paling lama bersedih daripada al-Hasan. Ia berkata, kita tertawa, sementara bisa jadi Allah yang telah melihat amal-amal yang telah kita perbuat berfirman, ‘Aku tidak mau menerima amal-amal kalian sedikitpun."(Yunus bin ‘Ubaid)

6 Perkara Sempurnanya Iman

Ada enam perkara, apabila dimiliki oleh seseorang maka telah sempurnalah keimanannya :
(1) memerangi musuh Allah dengan pedang.
(2) tetap menyempurnakan puasa walaupun di musim panas.
(3) tetap menyempurnakan wudhu walaupun di musim dingin.
(4) tetap bergegas menuju mesjid (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) walaupun di saat mendung.
(5) meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan walaupun ia tahu bahwa ia berada di pihak yang benar.
(6) bersabar saat ditimpa musibah.”(Yahya bin Muadz)

Akhlak Mulia

Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.”
(HR Ibnu Majah)

Sungguh Indah Apabila Mempunyai Teman Yang Berhati Mulia,Bening Laksana Mutiara..

Teman yang selalu memberikan motivasi, ikhlas memberikan nasehat, mengajak berbuat baik, melarang berbuat maksiat, suka berbagi ilmu, menjaga rahasia, menutupi aib, menginginkan kebaikan untuk kita seperti menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri..
Abul Qa’qa’ mengatakan; “Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama.”

Seseorang bertanya: “kepada siapa kami harus bergaul, wahai Syaikh?” Sufyan Ats Tsauri menjawab: “Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat. Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
Bergaul dengan orang saleh merupakan keutamaan, sedangkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban. (Khalifah Ustman).

Janganlah engkau melibatkan diri dlm hal yg tidak bermanfaat bagimu. Hindarilah musuhmu dan hati-hatilah dalam berteman kecuali dengan orang yang terpercaya. Tidak ada orang yang terpercaya kecuali orang yang takut kepada Allah. Janganlah berteman dgn orang jahat karena engkau akan terpengaruh menjadi jahat. Dan musyawarahkan urusanmu hnya dgn orang-orang yg takut kepada Allah. (Umar bin Khatab)
Sebaik2 teman adalah yg berkata pd temannya: AYO KITA PUASA SEBELUM KITA MATI. Dan seburuk2 teman adalah yg berkata pd temannya: AYO KITA MAKAN DAN MINUM SEBELUM KITA MATI. (hilyatul auliya)

Waspadalah dari kawan yang buruk, yaitu kawan yg jika engkau ingin dekat dgn Allah maka dia tak dapat membantumu, dan jika engkau melupakan Allah maka dia tak mau mengingatkanmu.
Banyak bergaul dgn orang2 sholeh adalah obat bagi penyakit hati. Sedangkan banyak bergaul dgn orang2 rusak adalah sumber penyakit hati. Maka berhati2lah dlm memilih teman dekat, dan selektiflah dlm bergaul. Menyendiri lbh baik daripada bergaul dgn orang2 yg buruk/jahat, dan bergaul dgn orang2 baik lbh baik drpd menyendiri. Rasulullah berkata: Seseorang akan mengikuti agama teman dktnya. (HR ABU DAWUD)

Sahabatmu yang menasehatimu adalah sahabat yang sayang padamu sehingga ingin kebaikan bagimu, adapun sahabat yang membiarkanmu dalam kesalahan tanpa menasehatimu adalah sahabat yang telah menipumu.
Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.
[1]. Aqidahnya benar.
[2]. Akhlaqnya baik.
[3]. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.
[4]. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.
Orang-orang yang berilmu agama adalah orang yang kucari di setiap tempat. Mereka adalah tujuan yang selalu kucari. Dan aku menemukan keshalihan hatiku di dalam bergaul dengan mereka.

Kasta Pertemanan

Ambillah sebuah pena dan kertas, lalu berusahalah menulis semua nama teman-temanmu, wahai remaja.
Kemudian, bagilah mereka ke dalam beberapa kelompok.; kamu akan mengetahui siapa dari mereka yang bukan teman sejatimu.
Ada juga dari mereka teman yang kamu temui tiap harinya, baik di dalam mobil ataupun di dalam bus, yang memberimu salam dan kamupun memberinya salam.
Ada juga dari mereka teman kerjamu yang dapat kamu lihat mejanya terletak tepat di samping mejamu.
Apabila kamu menginginkan keadaan yang dapat mengumpulkan pertemanan yang baik dan perbuatan yang dapat memperbaiki semua urusanmu, maka tulislah semua nama teman-temanmu.
Lalu lihatlah setiap orang dari mereka:
Apakah dia baik terhadap dirinya atau tidak?
Apakah dia tulus terhadap teman-temannya atau dia hanya mementingkan dirinya sendiri?
Apakah dia membuat siapa yang berada di dekatnya menjadi senang atau dia malah suka mengganggu?
Jika kamu telah melakukan hal tersebut, maka kamu akan mendapati teman-temanmu bermacam-macam:
  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang gemar sholat, berpuasa, dan dia memiliki sifat-sifat orang yang bertakwa dan orang yang sholeh. Namun, dia menjadikan semua itu sebagai tangga untuk meraih dunia dan sebagai jaring untuk meraih harta. Maka kamu akan mengetahui bahwa hakikatnya dia mendustakan apa yang dia tampakkan. Apabila dia berjanji denganmu, dia akan mengkhianatimu. Apabila dia bermuamalah denganmu, maka dia akan menipumu.
  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang baik pergaulannya dan dapat dipercaya. Akan tetapi dia tidak sholat, dia tidak berpuasa, dan dia pun tidak memiliki apa-apa dari agamanya melainkan hanya sekedar nama. Maka ketahuilah, ia hanya akan merusak agamamu!
  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang sholeh dan gemar beribadah. Ia juga teman bergaul yang dapat dipercaya. Namun dia adalah budak syahwat. Tidaklah dia berucap melainkan mengenai syahwat. Maka ia hanya akan mengganggumu dan membuang kecintaanmu sehingga padam tak berbekas.

  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang baik terhadap dirinya sendiri dan terpercaya dalam pergaulannya. Akan tetapi dia tidak bermanfaat untuk temannya dan dia tidak gemar menolong orang lain.

  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang suka membantu dan memudahkan urusan temannya. Namun dia tidak peduli pertolongan tersebut dia berikan dengan mengorbankan agamanya. Dia mengkhianati amanatnya lantaran hal tersebut. Sehingga dia akan menarik tanganmu dan membawamu bersamanya ke dalam neraka Jahannam.

  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang taat beragama, gemar menolong teman-temannya dan menjaga batasan-batasan Allah Ta’ala. Akan tetapi dia tidak mengetahui cara bergaul yang baik.

  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang bodoh dan suka berbuat jelek.

  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang memuliakanmu nasabmu dan pekerjaanmu. Maka dia akan menjadikanmu perhiasan di dalam hidupnya, atau alat untuk masa depannya. Kamu di sisinya tidak lain hanyalah sebuah perhiasan dinding.

  • Kamu mengenalnya sebagai teman yang sholeh, terpercaya dalam pergaulannya, jujur dalam berkata, bermanfaat untuk temannya, dan membahagiakan orang di sekitarnya. Maka pilihlah ia!

Ringkasnya,teman itu terbagi menjadi lima;

Ada teman seperti udara, kita tidak pernah merasa cukup bersamanya dan selalu membutuhkannya.
Ada teman seperti  makanan, kita tidak dapat hidup dengannya. Terkadang rasanya enak namun adakalanya sulit dicerna.
Ada teman seperti obat yang pahit dan tidak enak, namun kita harus bersamanya dalam beberapa keadaan.
Ada teman seperti khamr (minuman keras), lezat meminumnya namun dia merusak kesehatan dan kehormatan.
Dan ada teman seperti penyakit.

Adapun teman yang seperti udara, maka dia bermanfaat bagi agama dan duniamu.
Adapun teman yang seperti makanan, maka dia bermanfaat bagi agama dan duniamu. Namun terkadang dia menyakiti hatimu dengan kekasarannya dan kejelekan tingkah lakunya.
Adapun teman yang seperti obat, maka kamu membutuhkannya dan dia bermanfaat bagimu. Meskipun begitu, kamu tidak meridhoi agamanya dan pertemananmu dengannya membuatmu merasa tidak nyaman.
Adapun teman yang seperti khamr, maka dia memberikanmu berbagai kenikmatan dan semua hal yang kamu sukai. Akan tetapi, dia merusak akhlakmu dan membinasakan akhiratmu.
Adapun teman yang seperti penyakit, maka dia tidak memberikan secuil manfaat pun darimu baik untuk dunia maupun agamamu. Dia tidak membuatmu senang tatkala bergaul bersamanya maupun berbicara dengannya.
Wajib bagimu untuk menjadikan agama sebagai tolak ukur dan ridho Allah sebagai timbangan.

Maka siapapun yang bermanfaat untuk agamamu, berpegang teguhlah dengannya, melainkan jika dia bukan termasuk orang yang berteman denganmu.
Dan siapapun yang tidak membuatmu senang, maka jauhilah dia, kecuali jika kamu terpaksa berteman dengannya. Karena ini perkara yang darurat, maka bertemanlah dengannya tanpa melampaui batas.
Adapun teman yang tidak membahayakan agamamu dan juga tidak memberikan manfaat untuk duniamu, namun dia cerdas dan menyenangkan, maka cukuplah untukmu menikmati kecerdasannya. Jangan sampai pertemananmu bersamanya mencegahmu dari kewajiban dan mengajakmu berjalan bersamanya menuju kelalaian dan dosa.

Tujuh Keajaiban Tuhan di Dunia

Saat ini banyak perdebatan terkait kontes Seven Wonders. Banyak informasi berseliweran yang membingungkan dari mulai terkait tarif pulsa sampai ketidak jelasan penyelenggara kontes. Sebagai negeri tempat yang diajukan menjadi tempat keajaian dunia (Pulau Komodo) kita bersyukur bahwa Indonesia memiliki banyak lokasi yang menakjubkan. Negeri yang sangat lengkap keindahannya dari gunung hingga pantai, matahari bersinar sepanjang tahun, air melimpah, hutan yang sangat lebat dan luas, lautan nan luas tebentang dan sumberdaya alam dibawah dan diatas permukaan tanah yang melimpah. Syukur pada-Nya atas segala karunia atas alam kita yang indah.

Tanpa pelu dukungan melalui kontes dan pemilihan lewat dukung mendukung, semua bangsa dunia mengakui kekayaan dan keindahan Indonesia. Fakta yang terbentang adalah berbondong-bondongnya para penjajah menguasai dan merampas kekayaan alam kita beberapa abad lalu. Tidak mungkin penjajah datang ke negeri miskin nan buruk.

Sangat banyak keajaiban lainnya yang terkadang terlewat dari perenungan kita. Keajaiban itu ada di kehidupan kita bukan di negeri dongeng. Sangat banyak keajaiban dunia lainnya yang dikaruniakan Tuhan pada kita dan itu akan abadi selama dunia ini berputar. Adapun Keajaiban dunia yang diciptakan manusia suatu saat akan pudar dan hancur termakan zaman.
Tujuh keajaiban di dunia yang Tuhan hadirkan di hadapan kita (silahkan ditambah dengan banyak fenomena atau peristiwa ajaib lainnya) :

  1. Seorang Ibu yang tetap menyayangi anaknya walaupun mereka tak henti merepotkan dan bahkan menyakiti tiap saat.
  2. Seorang Ayah yang tak kenal lelah bekerja dengan cinta agar istri dan anaknya hidup layak, meski yang didapat hanyalah omelan dan keluhan dari keluarganya.
  3. Seorang Ayah yang berhenti dari pekerjaannya yang sedang menanjak karirnya karena tidak ingin mengorbankan kebersamaan dengan keluarganya. 
  4. Setianya seorang istri mendampingi dan melayani suaminya yang sakit keras permanen berathun-tahun tanpa berpikir ingin berpisah dan meninggalkannya
  5. Seorang anak yang rela menunggu begitu lama untuk makan karena Ayah dan Ibunya belum mulai makan. Sang anak tak mau mendahului makan sebelum orang tuanya makan adalah sisi keajaiban dunia yang nyata.
  6. Seorang guru di pedalaman yang semangat mengajar meski dengan gaji yang tak pasti dan kehidupan yang sangat bersahaja.
  7. Seorang majikan yang tetap menyimpan upah pembantunya hingga bertahun-tahun. Upah berupa binatang ternak makin berkembang diserahkan dengan ikhlas apa adanya setalh pembantunya memintanya.
Sahabat, jangan lupakan keajaiban dari-Nya berupa cinta dan kasih sayang yang tak bertepi yang telah membuat dunia ini indah dan damai!

Ungkapan Hati Seorang Akhwat


Ya Rabb,,,, Izinkan aku menjadi sekuntum bunga,
Yang dihiasi dengan kelopak akhlaq mulia,
Harum wanginya dengan ilmu agama,
Cantiknya karna iman dan taqwa,
Namun keindahan zahirnya kusimpan rapi,
Biar menjadi rahasia yg kekal abadi,
Bukan perhatian mata lelaki ajnabi, Yang menjadi puncak fitnah hati.

Illahi Rabbi,,,,, Tumbuhkanlah duri yang memagari diri,
Agar diri kami terpelihara dari noda duniawi,
Yang akan menghilangkan keharuman sejati, Yang akan memudarkan kecantikan diri.
Dibalik kekurangan yg tercipta, Bukanlah alasan untuk bermuram durja, Karna setiap yang tercipta ada hikmahnya.

Izinkan ya Allah agarku menjadi permata,
Tetap menyinar walau di lumpur hina,
Tetap berharga walau dimana saja,buat manusia dan juga keluarga,
Izinkan aku menjadi seindah mawar berduri,
Yang selalu nampak Indah Kala di pandang Dan Duri itu Sebagai Benteng Keimananku ,
 Izinkan aku menjadi permata yang berkilau
Yang indah kilauannya bukan untuk lelaki,
Tapi  untuk yang bernama "Suami".

“Ya Allah, aku pasrahkan diriku kepada-Mu dan aku serahkan pula segala urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, baik karena banyak harapan maupn rasa takut kepada-Mu. Tidak ada tempat untuk berlindung dan tempat untuk menyelamatkan diri dari siksa-Mu melainkan hanya dengan pertolongan-Mu.... Amin Allahumma Aamiin….

Bencana

“Bencana selalu menimpa seorang Mukmin dan Mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki kesalahan karena dosa2nya dihapus melalui musibah2 yg dialaminya."(HR. At Tirmizi, Ahmad dan Al Hakim)

Keutamaan Jujur

Abdullah bin Mas’ud menceritakan bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: “Jujurlah kalian, karena sesungguhnya jujur mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan mengantarkan pada surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha bersikap jujur sehingga ia dicatat disisi Allah sebagai orang yang Jujur… (HR. Bukhari Muslim)

Kelembutan

“Barangsiapa yang tidak diberi sifat kelembutan maka ia tidak memiliki kebaikan sama sekali.” (HR. Muslim)

Mahalnya Kemuliaan

Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
Sebatas kerja kerasmu itulah, Kemuliaan akan tercapai
Barangsiapa mencari kemuliaan, Haruslah dia bangun malam
Barang siapa menginginkan kemuliaan, Tanpa kerja keras
Dia telah menyia-nyiakan umur, Untuk mencari hal yang mahal.

Tertinggalnya Shalat Ashar

“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar maka sungguh amalannya telah terhapus.” (HR. Al-Bukhari)

Ucapan

Al-Hasan Bashri mengatakan, “Nilailah orang dengan amal perbuatannya jangan dengan ucapannya. Sesungguhnya semua ucapan itu pasti ada buktinya. Berupa amal yang membenarkan ucapan tersebut atau mendustakannya. Jika engkau mendengar ucapan yang bagus maka jangan tergesa-gesa menilai orang yang mengucapkannya sebagai orang yang baik. Jika ternyata ucapannya itu sejalan dengan perbuatannya itulah sebaik-baik manusia.”

Prasangka Buruk

Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat yang dapat menimbulkan persangkaan, maka janganlah menyesal kalau orang menyangka buruk kepadanya. [Umar bin Khattab]

Kawan Baik

Berkata Imaam Al Ghodzaaly رحمه الله :
“Orang yang diutamakan boleh menjadi seorang sahabat (kawan baik) adalah yang memiliki lima karakter :
1. Berakal (pintar)
2. Berakhlaq baik
3. Tidak faasiq
4. Tidak melakukan kebid’ahan
5. Tidak ambisius terhadap dunia.”
(Kitab “Ihyaa u ‘Uluumiddiin”)

Ciri Orang Yang Egois

Sungguh tidak ada kehidupan bagi orang yang selalu membenci dan mendendam, karena ia selalu dalam keadaan yang tidak jelas, selalu merasa bahwa ia berhak mendapat yang lebih dari apa yang sudah diterimanya. Dan dalam pandangannya, Rabb-nya telah menghalanginya, mengecilkan keberadaannya dan membuatnya selalu terpuruk dalam berbagai hal. Maka bagaimana mungkin orang seperti ini akan mencapai kebahagiaan, ketenangan dan kenikmatan hidup. (‘Aidh Al Qarni)

Kekayaan Yang Hakiki

“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahaya Lidah

Imam Ghazali = ” Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid- Murid dengan serentak menjawab = ” Pedang “
Imam Ghazali = ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri “

Hati_hati Jika Melaknat

Imam Abu Daud rahimahullah meriwayatkan dari hadits Abu Darda radhiallahu ‘anhu bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan jika tidak ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”

Uban Adalah Cahaya bagi Umat Muslim

“Janganlah kalian mencabut uban, karena ia merupakan cahaya seorang muslim di hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, dll. Al-Imam An-Nawawi t dalam Riyadush Shalihin menghasankannya)

Ulama Akhirat

Ciri-ciri ulama akhirat antara lain: dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak berfatwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata : aku tidak tahu (wallahu a’lam bish showab) . (Imam al-Ghazali). Subhanallah…

Mengapa Cinta Itu Datang Setelah Dia Pergi...???(Kisah Nyata)


Cinta itu butuh kesabaran…
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..
Pernikahan kami sederhana namun meriah…..
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.
Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.
Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.
Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….
Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.
Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.
Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.
Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk
mendapatkan penerus generasi baginya. Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.
Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…
Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.
Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.
Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.
Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.
Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yang lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.
Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …
“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.
Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.
Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.
Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”
Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya Salah ataupun Tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.
Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.
Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”
Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”
Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”
“ Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.
“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.
”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.
”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.
Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.
Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama Suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena Suamiku sangat sayang padaku.
Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.
Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.
Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.
Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.
Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku. Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.
Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.
Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.
Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.
Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..
Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.
Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..
Lebih baik aku tutupi dulu tentang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…
Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.
Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.
Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.
Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.
Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..
Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..
Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.
Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.
Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?
Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku dan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.
Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.
Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah…Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.
Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.
Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.
Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.
Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.
“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.
“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.
“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.
Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.
Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”
Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.
Lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..
Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.
Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir, tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.
Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.
“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.
”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..
Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.
Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?
“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.
“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.
Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.
Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“
MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..
Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.
“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.
Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.
Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah.
‘’Untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami..”
Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.
Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”
Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”
Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”
”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.
Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..
Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?
Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“
Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.
Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.
Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”
Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.
Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“
“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.
Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.
Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu..Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.
Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku
save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”
Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.
“Apakah kamu sudah siap?”
Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :
“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.
Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”
Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…
“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.
Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.
Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita lihat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”..
Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.
Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.
Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.
Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut. Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.
Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.
Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku.. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.
Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.
Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?
Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.
Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.
Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.
“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”
Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..
Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”
Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.
Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”
”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.
Lalu suamiku berkata, ”Bun, Ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu,
seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda..”
Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.
Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah.. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu..“
Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.
Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.
Keesokan harinya…
Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.
Aku pun dilarikan ke rumah sakit..
Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..
Aku merasakan tanganku basah..
Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.
Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”
Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?
Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”
“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”
Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.
Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.
Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..
Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..
Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.
Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.
Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. Ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami.
Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma?
Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma?
Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku.. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya..”
Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.
==========================
===========================
Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?
Aku dihina oleh mereka ayah..
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah ?
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..
Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.
Aku sangat marah..
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya..
Aku tak mau sakit hati lagi..
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil..
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui, tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu..
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela..
Tapi aku harus ikhlas menerimanya.
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku.
”Ayah.. aku kangen Ayah..”
================================================== ===
’’Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.’’
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur..
Bunda akan selalu hidup dihati ayah..
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin Ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus..
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda.. kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang..
’’Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.
Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja..
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?
Tunggulah Ayah disana Bunda..
Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..
’’Ayah Sayang Bunda….”

TMengapa Islam Mengharamkan Pacaran...????

Mengungkapkan rasa cinta kepada seorang wanita yang belum dinikahinya adalah tidak boleh, karena akan menjerumuskan kepada perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Allah Ta’ala, diantaranya;
Pertama, menghantarkan kepada perbuatan zina
Kedua, atau kepada perbuatan-perbuatan yang mengantarkan kepada perbuatan zina, seperti berdua-duaan tanpa ada manusia yang melihat.

Allah Ta’ala telah memperingatkan kita untuk tidak mendekati perbuatan zina dan maksud dari tidak mendekati perbuatan zina adalah menjauhi segala sarana yang menghantarkan kepada perbuatan zina.
Allah Ta’ala berfirman:

{وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا } [الإسراء: 32]
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. QS. Al Isra: 32.

Di dalam ayat ini Allah Ta’ala melarang seluruh hamba-Nya untuk berbuat zina dan mendekatinya yaitu dengan melakukan sebab-sebab dan sarana-sarana yang menghantarkan kesana. Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir ketika menafsiri ayat di atas.
Larangan mendekati zina, lebih keras daripada larangan melakukannya, karena berarti larangannya mencakup seluruh sebab dan sarana yang menghantarkan kepada zina. Karena siapa yang berdiri di sekitar batas terlarang dikhawatirkan akan masuk ke dalamnya. Lihat kitab Tafsir Al Karim Ar Rahman.
Ayat di atas juga, menzabarkan bahwa zina adalah perbuatan jenis fahisyah, yang maknanya adalah yang perbuatan yang buruk menurut syari’at Islam, akal dan fitrah manusia, karena di dalamnya terdapat sikap lancang terhadap hak Allah Ta’ala, hak pasangannya dan pengrusakan terhadap hubungan suci dan tercampurnya keturunan. Lihat kitab Taisir Al Karim Ar Rahman, karya As Sa’dy ketika menafsiri ayat ini.

6 hal yang menyibukkan diri kepada sesuatu yang tidak bermanfaat, seperti;
· Dapat menghabiskan waktu dengan selalu memikirkan kira-kira cintanya ditolak atau diterima,
· Dapat menghabiskan materi dengan menyatakan selalu siap berkorban, apapun sampai cintanya diterima,
· Dapat menghabiskan tenaga dan perasaaan dengan selalu mencari-cari perhatian kepada wanita tersebut     sampai cintanya, bahkan kadang lupa atau tidak nafsu makan dan aktifitas lainnya,
· Dapat menghilangkan nyawa, Jika cintanya ditolak, maka akan patah hati dan tidak sedikit yang melakukan perbuatan nekat sampai BUNUH DIRI,
· Dapat menghancurkan akidah, yaitu jika cintanya ditolak maka dia mengunakan jasa dukun agar bisa cintanya diterima (cinta ditolak dukun bertindak).
Perhatikan pernyataan berikut dan cerita-cerita setelahnya, semoga bisa menjadi pelajaran jangan sampai mengumbar syahwat di jalan yang diharamkan Allah Ta’ala:

قال يحيى بن معاذ: “من أرضى الجوارح باللذات فقد غرس لنفسه شجر الندامات”.
Berkata Yahya bin Muadz rahimahullah: “Barangsiapa yang merelakan anggota tubuhnya dengan kelezatan-kelezatan (yang diharamkan), maka sungguh dia telah menanam bagi dirinya pohon penyesalan.”
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

وفيها (278 هـ) توفي عبدة بن عبد الرحيم قبحه الله.
ذكر ابن الجوزي أن هذا الشقي كان من المجاهدين كثيرا في بلاد الروم، فلما كان في بعض الغزوات والمسلون محاصروا بلدة من بلاد الروم إذ نظر إلى امرأة من نساء الروم في ذلك الحصن فهويها فراسلها ما السبيل إلى الوصول إليك ؟ فقالت أن تتنصر وتصعد إلي، فأجابها إلى ذلك، فلما راع المسلمين إلا وهو عندها، فاغتم المسلمون بسبب ذلك غما شديدا، وشق عليهم مشقة عظيمة، فلما كان بعد مدة مروا عليه وهو مع تلك المرأة في ذلك الحصن فقالوا: يا فلان ما فعل قرآنك ؟ ما فعل علمك ؟ ما فعل صيامك ؟ ما فعل جهادك ؟ ما فعلت صلاتك ؟ فقال: اعلموا أني أنسيت القرآن كله إلا قوله (ربما يود الذين كفروا لو كانوا مسلمين ذرهم يأكلوا ويتمتعوا ويلهيهم الامل فسوف يعلمون) [ الحجر: 3 ]

“Pada tahun (278H), telah wafat Abdah bin Abdurrahim, telah disebutkan oleh Ibnul Jauzy bahwa orang malang ini dulunya termasuk dari seorang lelaki yang sering berjihad di negeri Romawi, ketika dalam beberapa peperangan dan pada waktu itu kaum muslim mengepung sebuah daerah dari kekuasan Romawi, lelaki sang mujahid yang terkena godaan ini memandang kepada seorang wanita dari bangsa Romawi di benteng tersebut, maka akhirnya lelaki ini menginginkan wanita tersebut, lalu ia mengirim surat pada wanita tersebut; “Bagaimana agar aku bisa sampai kepadamu?”, wanita ini menjawab: “Kamu masuk ke dalam agama Nashrani lalu kamu naik menemuiku”, lalu lelaki ini menerima ajakan tersebut”, maka ketika kaum muslim mengepung malah dia berada bersama wanita tersebut, kejadian itu sangat menyakitkan dan memberatkan kaum muslim, setelah beberapa waktu berlalu, kaum muslim melewati benteng tersebut dan si lelaki ini sedang bersama wanita tersebut di benteng itu, mereka (kaum muslim) bertanya kepada lelaki tersebut: “Wahai Fulan, Apa yang telah Al Quranmu terhadapmu?, apa yang telah dikerjakan oleh ilmumu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan puasamu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan oleh jihadmu terhadapmu? Apa yang telah diperbuat shalatmu terhadapmu?”, lelaki ini menjawab: “Ketahuilah kalian semuanya, sesungguhnya aku telah lupa Al Quran kecuali Firman-Nya:

{رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (3)} [الحجر: 2، 3] 

Artinya: “Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)”. QS. Al Hijr: 2-3. 

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
ويروي أنه كان بمصر رجل يلزم المسجد للأذان والصلات فيه وعليه بهاء الطاعة ونور العبادة فرقى يوما المنارة على عادته للأذان وكان تحت المنارة دارا لنصراني فاطلع فيها فرأي إبنة صاحب الدار فافتتن بها فترك الأذان ونزل إليها ودخل الدار عليها فقالت له ما شأنك وما تريد قال اريدك قالت لماذا قال قد سلبت لبي وأخذت بمجامع قلبي قالت لا أجيبك إلى رية أبدا قال أتزوجك قالت أنت مسلم وأنا نصرانية وأبي لا يزوجني منك قال اتنصر قالت إن فعلت أفعل فتنصر الرجل ليتزوجها وأقام معهم فى الدار فلما كان فى آثناء ذلك اليوم رقى إلى سطح كان فى الدار فسقط منه فمات فلم يظفر بها وفاته دينه.

Dikisahkan bahwa di Mesir ada seorang lelaki yang senantiasa selalu ke masjid untuk mengumandangkan adzan dan shalat di dalamnya, terlihat pancaran ketaatan dan cahaya ibadah dari wajahnya, suatu hari seperti kebiasaannya dia naik ke atas menara untuk mengumandangkan adzan, di bawah menara ada sebuah ruman milik seorang yang beragama Nasrani, dia melirik ke dalam rumah tersebut ternyata dia mendapati anak perempuan sang pemilik rumah yang beragama Nasrani tadi, akhirnya dia terpedaya dengan wanita tersebut, dia tinggalkan adzan dan turun menemuinya, ia masuk ke dalam rumahnya. Wanita ini bertanya: “Ada apa denganmu?, apa yang kamu inginkan?”, lelaki ini menjawab: “Saya menginginkanmu”, wanita ini bertanya: “Kenapa?”, lelaki ini menjawab: “Karena kamu sudah mencuri jiwaku dan mengambil seluruh hatiku”, wanita berkata: “Aku tidak akan menurutimu kepada sebuah keraguan selamanya”, lelaki ini berkata: “Aku akan menikahimu”, wanita berkata: “Kamu seorang muslim, saya seorang wanita yang beragama Nashrani, bapak saya tidak akan menikahkanku kepadamu”, lelaki ini menjawab: “Saya akan masuk ke dalam agama Nasrani”, wanita ini menjawab: “Jika kamu mengerjakannya maka aku akan mengerjakannya (yaitu menuruti permintaanmu)”, maka akhirnya lelaki ini masuk ke dalam agama Nasrani untuk menikahi wanita tersebuit, dan dia tinggal bersama mereka di dalam rumah tersebut. Dan ketika pada hari itu dia naik ke atas loteng yang ada di atas rumah, lalu dia jatuh darinya, maka akhirnya dia tidak mendapatkan wanita tersebut dan telah kehilangan agamanya. Lihat kitab Al Jawab Al Kafy, karya Ibnul Qayyim rahimahullah.
Saudaraku…

Jika anda ingin menikahinya demi terjaganya kesucian anda, maka datanglah kepada kedua orangtuanya, semoga Allah Ta’ala menolong Anda.

سنن النسائي – مكنز (10/ 378، بترقيم الشاملة آليا)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُمُ الْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ»
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga orang yang berhak atas Allah Azza wa Jalla menolong mereka, seorang budak yang ingin melunasi pembayaran atas dirinya, seorang yang menikah yang menginginkan kesucian, seorang yang berjihad di jalan Allah”. HR. An Nasai dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 3050.

NASIHAT PERNIKAHAN UNTUK SUAMI DAN ISTERI

Pernikahan adalah suatu perjanjian yang besar, suatu pertanggungjawaban yang berat bagi seorang laki-laki, yang mana dia mengambil seorang w...