Searching

Sanad dan Matan


Sanad atau isnad secara bahasa artinya sandaran, maksudnya adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi yang meriwayatkan matan hadits dan menyampaikannya. Sanad dimulai dari rawi yang awal (sebelum pencatat hadits) dan berakhir pada orang sebelum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni Sahabat. Misalnya al-Bukhari meriwayatkan satu hadits, maka al-Bukhari dikatakan mukharrij atau mudawwin (yang mengeluarkan hadits atau yang mencatat hadits), rawi yang sebelum al-Bukhari dikatakan awal sanad sedangkan Shahabat yang meriwayatkan hadits itu dikatakan akhir sanad.

Matan secara bahasa artinya kuat, kokoh, keras, maksudnya adalah isi, ucapan atau lafazh-lafazh hadits yang terletak sesudah rawi dari sanad yang akhir.

Para ulama hadits tidak mau menerima hadits yang datang kepada mereka melainkan jika mempunyai sanad, mereka melakukan demikian sejak tersebarnya dusta atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipelopori oleh orang-orang Syi’ah.

Seorang Tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin (wafat tahun 110 H) rahimahullah berkata, “Mereka (yakni para ulama hadits) tadinya tidak menanyakan tentang sanad, tetapi tatkala terjadi fitnah, mereka berkata, ‘Sebutkan kepada kami nama rawi-rawimu, bila dilihat yang menyampaikannya Ahlus Sunnah, maka haditsnya diterima, tetapi bila yang menyampaikannya ahlul bid’ah, maka haditsnya ditolak.’”
[1]

Kemudian, semenjak itu para ulama meneliti setiap sanad yang sampai kepada mereka dan bila syarat-syarat hadits shahih dan hasan terpenuhi, maka mereka menerima hadits tersebut sebagai hujjah, dan bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka mereka menolaknya.

Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) rahimahullah berkata: “Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan"
[2]

Para ulama hadits telah menetapkan kaidah-kaidah dan pokok-pokok pembahasan bagi tiap-tiap sanad dan matan, apakah hadits tersebut dapat diterima atau tidak. Ilmu yang membahas tentang masalah ini ialah ilmu Mushthalah Hadits.


PEMBAGIAN AS-SUNNAH MENURUT SAMPAINYA KEPADA KITA

As-Sunnah yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita dilihat dari segi sampainya dibagi menjadi dua, yaitu mutawatir dan ahad. Hadits mutawatir ialah berita dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disampaikan secara bersamaan oleh orang-orang kepercayaan dengan cara yang mustahil mereka bisa bersepakat untuk berdusta.

Hadits mutawatir mempunyai empat syarat yaitu:

[1]. Rawi-rawinya tsiqat dan mengerti terhadap apa yang dikabarkan dan (menyampaikannya) dengan kalimat pasti.
[2]. Sandaran penyampaian kepada sesuatu yang konkret, seperti penyaksian atau mendengar langsung, seperti:

"sami'tu" = aku mendengar
"sami'na" = kami mendengar
"roaitu" = aku melihat
"roainaa" = kami melihat

[3]. Bilangan (jumlah) mereka banyak, mustahil menurut adat mereka berdusta.
[4]. Bilangan yang banyak ini tetap demikian dari mulai awal sanad, pertengahan sampai akhir sanad, rawi yang meriwayatkannya minimal 10 orang.
[3]

Hadits ahad ialah hadits yang derajatnya tidak sampai ke derajat mutawatir. Hadits-hadits ahad terbagi menjadi tiga macam.

[a]. Hadits masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan dengan 3 sanad.
[b]. Hadits ‘aziz, yaitu hadits yang diriwayatkan dengan 2 sanad.
[c]. Hadits gharib, yaitu hadits yang diriwayatkan dengan 1 sanad.
[4]
 
[Disalin dari buku Kedudukan As-Sunnah Dalam Syariat Islam, Bab I : As-Sunnah Dan Definisinya, Penulis Yazid Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO.Box 264 Bogor 16001, Jawa Barat Indonesia, Cetakan Kedua Jumadil Akhir 1426H/Juli 2005]


Catatan Kaki:

[1] Muqaddimah Shahih Muslim.

[2] Syarah Shahih Muslim, an-Nawawi (1/87).

[3] Taisir Musthalaahil Hadiits, Dr. Mahmud Thah-han (hal. 19-20).

[4] Lihat rinciannya dalam kitab Taisir Musthalaahil Hadiits, Dr. Mahmud Thah-han (hal. 22-31).

Definisi Hadits


Hadits adalah sebuah lisan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah.
Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini.
  • Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi
    • Hadits Mutawatir
    • Hadits Ahad
      • Hadits Shahih
      • Hadits Hasan
      • Hadits Dha'if
  • Menurut Macam Periwayatannya
    • Hadits yang bersambung sanadnya (hadits Marfu' atau Maushul)
    • Hadits yang terputus sanadnya
      • Hadits Mu'allaq
      • Hadits Mursal
      • Hadits Mudallas
      • Hadits Munqathi
      • Hadits Mu'dhol
  • Hadits-hadits dha'if disebabkan oleh cacat perawi
    • Hadits Maudhu'
    • Hadits Matruk
    • Hadits Mungkar
    • Hadits Mu'allal
    • Hadits Mudhthorib
    • Hadits Maqlub
    • Hadits Munqalib
    • Hadits Mudraj
    • Hadits Syadz
  • Beberapa pengertian dalam ilmu hadits
  • Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer
     

Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya Perawi

Hadits Mutawatir

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:
  1. Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.
  2. Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath'iy.
  3. Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama.
     

Hadits Ahad

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah "zhonniy". Sebelumnya para ulama membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha'if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:

1Hadits Shahih

Menurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu'allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
  1. Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur'an.
  2. Harus bersambung sanadnya
  3. Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil.
  4. Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)
  5. Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)
  6. Tidak cacat walaupun tersembunyi.

2.Hadits Hasan

Ialah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syadz.

3.Hadits Dha'if

Ialah hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.
 

Menurut Macam Periwayatannya

Hadits yang bersambung sanadnya

Hadits ini adalah hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW. Hadits ini disebut hadits Marfu' atau Maushul.
 

Hadits yang terputus sanadnya

Hadits Mu'allaq

Hadits ini disebut juga hadits yang tergantung, yaitu hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya, yang berarti termasuk hadits dha'if.

Hadits Mursal

Disebut juga hadits yang dikirim yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan sahabat tempat menerima hadits itu.

Hadits Mudallas

Disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad ataupun pada gurunya. Jadi hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.

Hadits Munqathi

Disebut juga hadits yang terputus yaitu hadits yang gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi'in.

Hadits Mu'dhol

Disebut juga hadits yang terputus sanadnya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'it dan tabi'in dari Nabi Muhammad SAW atau dari Sahabat tanpa menyebutkan tabi'in yang menjadi sanadnya. Kesemuanya itu dinilai dari ciri hadits Shahih tersebut di atas adalah termasuk hadits-hadits dha'if.
 

Hadits-hadits dha'if disebabkan oleh cacat perawi

Hadits Maudhu'

Yang berarti yang dilarang, yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau dituduh dusta. Jadi hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits.

Hadits Matruk

Yang berarti hadits yang ditinggalkan, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.

Hadits Mungkar

Yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur.

Hadits Mu'allal

Artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa disebut juga dengan hadits Ma'lul (yang dicacati) atau disebut juga hadits Mu'tal (hadits sakit atau cacat).

Hadits Mudhthorib

Artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.

Hadits Maqlub

Artinya hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).

Hadits Munqalib

Yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.

Hadits Mudraj

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya.

Hadits Syadz

Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut sebagian ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang dihapal ulama hadits. Sedang yang banyak dihapal ulama hadits disebut juga hadits Mahfudz.
 

Beberapa pengertian (istilah) dalam ilmu hadits

a.Muttafaq 'Alaih

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits Bukhari - Muslim.

b.As Sab'ah

As Sab'ah berarti tujuh perawi, yaitu:
  1. Imam Ahmad
  2. Imam Bukhari
  3. Imam Muslim
  4. Imam Abu Daud
  5. Imam Tirmidzi
  6. Imam Nasa'i
  7. Imam Ibnu Majah

c.As Sittah

Yaitu enam perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal.

Al Khamsah

Yaitu lima perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Al Arba'ah

Yaitu empat perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Ats tsalatsah

Yaitu tiga perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah.

Perawi

Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.

Sanad

Sanad berarti sandaran yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadits itu atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan) hadits. Sanad biasa disebut juga dengan Isnad berarti penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadits itu adalah perawi juga.

Matan

Matan ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya.
 

Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer

  1. Shahih Bukhari
  2. Shahih Muslim
  3. Riyadhus Shalihin

Qur'an dan Terjemah

SURAT 110. AN NASHR



Terjemahan Text Qur'an Ayat
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ 1
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا 2
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا 3

Qur'an dan Terjemah

SURAT 99. AZ ZALZALAH



Terjemahan Text Qur'an Ayat
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat), إِذَا زُلْزِلَتِ الأرْضُ زِلْزَالَهَا 1
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya, وَأَخْرَجَتِ الأرْضُ أَثْقَالَهَا 2
dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", وَقَالَ الإنْسَانُ مَا لَهَا 3
pada hari itu bumi menceritakan beritanya, يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا 4
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا 5
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ 6
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ 7
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ 8

Qur'an dan Terjemah

SURAT 77. AL MURSALAAT



Terjemahan Text Qur'an Ayat
Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan, وَالْمُرْسَلاتِ عُرْفًا 1
dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya, فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفًا 2
dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya, وَالنَّاشِرَاتِ نَشْرًا 3
dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang batil) dengan sejelas-jelasnya, فَالْفَارِقَاتِ فَرْقًا 4
dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, فَالْمُلْقِيَاتِ ذِكْرًا 5
untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan, عُذْرًا أَوْ نُذْرًا 6
sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi. إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَوَاقِعٌ 7
Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan, فَإِذَا النُّجُومُ طُمِسَتْ 8
dan apabila langit telah dibelah, وَإِذَا السَّمَاءُ فُرِجَتْ 9
dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu, وَإِذَا الْجِبَالُ نُسِفَتْ 10
dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka). وَإِذَا الرُّسُلُ أُقِّتَتْ 11
(Niscaya dikatakan kepada mereka:) "Sampai hari apakah ditangguhkan (mengazab orang-orang kafir itu)?" لأيِّ يَوْمٍ أُجِّلَتْ 12
Sampai hari keputusan. لِيَوْمِ الْفَصْلِ 13
Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu? وَمَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الْفَصْلِ 14
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 15
Bukankah kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu? أَلَمْ نُهْلِكِ الأوَّلِينَ 16
Lalu Kami iringkan (azab Kami terhadap) mereka dengan (mengazab) orang-orang yang datang kemudian. ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ الآخِرِينَ 17
Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa. كَذَلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِينَ 18
Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 19
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?, أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ 20
Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَكِينٍ 21
sampai waktu yang ditentukan, إِلَى قَدَرٍ مَعْلُومٍ 22
lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan. فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ 23
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 24
Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul, أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ كِفَاتًا 25
Orang-orang hidup dan orang-orang mati?, أَحْيَاءً ‎وَأَمْوَاتًا 26
dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar? وَجَعَلْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ وَأَسْقَيْنَاكُمْ مَاءً فُرَاتًا 27
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 28
(Dikatakan kepada mereka pada hari kiamat): "Pergilah kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya. انْطَلِقُوا إِلَى مَا كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ 29
Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang, انْطَلِقُوا إِلَى ظِلٍّ ذِي ثَلاثِ شُعَبٍ 30
yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka". لا ظَلِيلٍ وَلا يُغْنِي مِنَ اللَّهَبِ 31
Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana, إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ 32
seolah-olah ia iringan unta yang kuning. كَأَنَّهُ جِمَالَةٌ صُفْرٌ 33
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 34
Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu), هَذَا يَوْمُ لا يَنْطِقُونَ 35
dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur. وَلا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ 36
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 37
Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَالأوَّلِينَ 38
Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku. فَإِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيدُونِ 39
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 40
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلالٍ وَعُيُونٍ 41
Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ 42
(Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan". كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ 43
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ 44
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 45
(Dikatakan kepada orang-orang Kafir): "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa". كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلا إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ 46
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 47
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ruku'lah", niscaya mereka tidak mau rukuk. وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ارْكَعُوا لا يَرْكَعُونَ 48
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 49
Maka kepada perkataan apakah selain Al Qur'an ini mereka akan beriman? فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ 50

Qur'an dan Terjemah

SURAT 53. AN NAJM



Terjemahan Text Qur'an Ayat
Demi bintang ketika terbenam, وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى 1
kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى 2
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى 3
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى 4
yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى 5
Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى 6
sedang dia berada di ufuk yang tinggi. وَهُوَ بِالأفُقِ الأعْلَى 7
Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى 8
maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى 9
Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى 10
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى 11
Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى 12
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى 13
(yaitu) di Sidratil Muntaha. عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى 14
Di dekatnya ada surga tempat tinggal, عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى 15
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratilmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى 16
Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى 17
Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى 18
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza, أَفَرَأَيْتُمُ اللاتَ وَالْعُزَّى 19
dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الأخْرَى 20
Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الأنْثَى 21
Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى 22
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. إِنْ هِيَ إِلا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الأنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى 23
Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? أَمْ لِلإنْسَانِ مَا تَمَنَّى 24
(Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. فَلِلَّهِ الآخِرَةُ وَالأولَى 25
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai (Nya). وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى 26
Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan. إِنَّ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ لَيُسَمُّونَ الْمَلائِكَةَ تَسْمِيَةَ الأنْثَى 27
Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran. وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا 28
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا 29
Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. ذَلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَى 30
Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى 31
(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الإثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى 32
Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari Al Qur'an)?, أَفَرَأَيْتَ الَّذِي تَوَلَّى 33
serta memberi sedikit dan tidak mau memberi lagi? وَأَعْطَى قَلِيلا وَأَكْدَى 34
Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang gaib sehingga dia mengetahui (apa yang dikatakan)? أَعِنْدَهُ عِلْمُ الْغَيْبِ فَهُوَ يَرَى 35
Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى 36
dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?, وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى 37
(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, أَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى 38
dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى 39
Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى 40
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الأوْفَى 41
dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu), وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى 42
dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى 43
dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا 44
dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى 45
dari air mani, apabila dipancarkan. مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى 46
Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), وَأَنَّ عَلَيْهِ النَّشْأَةَ الأخْرَى 47
dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan. وَأَنَّهُ هُوَ أَغْنَى وَأَقْنَى 48
dan bahwasanya Dia-lah Tuhan (yang memiliki) bintang syi'ra, وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَى 49
dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum Ad yang pertama, وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا الأولَى 50
dan kaum Tsamud. Maka tidak seorang pun yang ditinggalkan-Nya (hidup). وَثَمُودَ فَمَا أَبْقَى 51
Dan kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling lalim dan paling durhaka, وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا هُمْ أَظْلَمَ وَأَطْغَى 52
dan negeri-negeri kaum Lut yang telah dihancurkan Allah, وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَى 53
lalu Allah menimpakan atas negeri itu azab besar yang menimpanya. فَغَشَّاهَا مَا غَشَّى 54
Maka terhadap nikmat Tuhanmu yang manakah kamu ragu-ragu? فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكَ تَتَمَارَى 55
Ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang telah terdahulu. هَذَا نَذِيرٌ مِنَ النُّذُرِ الأولَى 56
Telah dekat terjadinya hari kiamat. أَزِفَتِ الآزِفَةُ 57
Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah. لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ كَاشِفَةٌ 58
Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ 59
Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis? وَتَضْحَكُونَ وَلا تَبْكُونَ 60
Sedang kamu melengahkan (nya)? وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ 61
Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia). فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا 62

NASIHAT PERNIKAHAN UNTUK SUAMI DAN ISTERI

Pernikahan adalah suatu perjanjian yang besar, suatu pertanggungjawaban yang berat bagi seorang laki-laki, yang mana dia mengambil seorang w...