Memaafkan...
Dalam hidup ini terkadang hati perih dan terluka
bukan karena orang lain namun seringkali justru dilakukan oleh orang
yang kita cintai.
Luka itu hanya bisa sembuh dengan memaafkan.
Sadarilah dan belajar menerima rasa sakit hati kita bukan karena perbuatan orang lain tetapi hal itu sebabkan betapa rapuhnya hati kita.
Cobalah belajar memahami bahwa setiap tindakan yang membuat kita sakit
hati adalah ujian dan cobaan yang datangnya dari Allah agar kita
senantiasa meningkatkan kualitas hidup kita menjadi Insan yang bertakwa
kepada Allah.
Memaafkan berarti berprasangka baik kepada Allah
bahwa apapun yang terjadi, meski peristiwa yang menyakitkan sekalipun
tentu ada hikmahnya. Yakni Merupakan proses pendewasaan dalam hidup
kita agar kita menjadi orang yang senantiasa bersyukur dan bersabar
dalam menjalani hidup ini.
‘Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya.’ (QS. Ath-Thalaq : 4).
Cinta Yang Hakiki
Jatuh cinta..??
Kita semua pernah mengalaminya.
Rasanya hampir tak terkatakan.
Ada kalanya cinta itu membahagiakan, tapi
tak jarang juga menyakitkan.
Imam Ibnul Qayyim membagi cinta ini ke dlm 3 bentuk.
1.Mencintai dgn mksd ketaatan dn taqarrub kpda Allah.
Ini merupakan cinta kpda istri dn budak wanita yg dimiliki dn merupakan cinta yg bermanfaat dn dapat mengantarkan kpda tujuan yang disyariatkan Allah dan pernikahan.Orang yg mencintai semacam ini dipuji di
sisi Allah dan di tengah manusia.
2.Cinta yang dibenci Allah.
Yaitu yg menjauhkan dari rahmat-Nya,cinta yg hanya memperturutkan hawa nafsu.
Demi cinta ini, seorang hamba mau melanggar syariat Allah.
Cinta ini merupakan yg paling
berbahaya bagi hamba’a,yg dapat
mengancam agama dn dunianya.
Siapa yang memiliki cinta ini, dia hina di hadapan Allah, dia orang yg hatinya paling jauh dari Allah, dan cinta ini merupakan tabir penghalang antara dirinya dengan Allah.
3.Cinta yang mubah.
Cinta yg tiba-tiba datang, seperti mencintai wanita cantik yang sifatnya dikatakan kepadanya, atau dilihat
dengan tak sengaja, lalu hati pun tertambat padanya. Tapi cinta ini tak sampai menjerumuskan dirinya
hingga melakukan maksiat dn kedurhakaan.
Cinta seperti ini tak menimbulkan siksaan.
Yang paling bermanfaat adalah menyembunyikan perasaannya,menjaga kehormatan dirinya, dan
sabar dalam menghadapi ujian krna cinta ini.
Sehingga dengannya Allah memberinya pahala.
Yg mesti dilakukan adalah mengganti cintanya
itu dgn kesabaran karena Allah,dn tidak patuh pada bisikan nafsu dn lebih mementingkan keridhaan Allah
dn apa yang ada di sisi-Nya.
Dari tiga bentuk cinta di atas,
dapat dipahami bahwa seandainya
bara cinta itu yg lahir karena
keindahan wajah seseorang mampu
dipendam (bahkan diredam),dan tidak melanjutkannya pada tahapan yang melanggar syariat kemudian bersabar dn memohon ketabahan kepada Allah, dan lebih memilih keridhaan Allah walau harus bertarung dengan perasaan sendiri, maka ini yang dibolehkan.
Dan satu hal yang tak boleh terlupakan bagi seorang muslim,bahwa Allah tdk akn menyia_nyiakan hamba-Nya yang lebih memilih cinta dan kasih sayang-Nya,meski harus merelakan sang kekasih menjadi milik orang lain. Mungkin dengan ujian cinta dan sikap kita yang
seperti itu (lebih memilih keridhaan
Allah), Allah ingin kita menjadi hamba
pilihan yang kelak akan merasakan
indahnya bersanding dengan bidadari
nan menawan di jannah-Nya.
Andaikan pilihan jatuh bentuk cinta kedua,
maka ini yang disebutkan Imam Ibnul Qayyim,
"bahwa permulaannya suatu yang ringan dan manis, pertengahannya kekhawatiran,kesibukan hati dan siksaan.. Dan kesudahannya adalah kebinasaan dan kematian.."
Adapun jika pilhan jatuh pda bentuk cinta yg ketiga,
maka obatnya hanya dua. Pertama
berpuasa dan menyibukkan diri pada
hal yang mampu menjauhkan pikiran
ke arah “sana”, dan jika puasa sudah
tak bisa untuk meredam gejolak cinta
itu, maka tak ada jalan lain lagi selain
menikah.
“Menikah dengan orang yg dicintai merupakan obat cinta yg paling mujarab, yg dijadikan Allah
sebagai penawar yg sejalan dengan ketetapan syariat,” demikian Ibnul Qayyim meyakinkan "Cinta Tertinggi hanya untuk Allah dan Rasul-Nya"
Rosulullah bersabda, “Ada tiga perkara apabila terdapat pada diri seseorang, maka dia akan merasakan
manisnya iman. Ia menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya, ia mencintai
seseorang hanya karena Allah, ia sangat benci kembali pada kekufuran sebagaimana ia benci dicampakkan
ke dalam api.” (Riwayat Al-Bukhari dn Muslim)
Karena itu, jika kita mencintai
seseorang, usahakan jangan sampai
melebihi cinta kita pada Allah dan
Rasul-Nya, agar cinta kita tidak
menggelincirkan diri kita dalam dosa?
Kita semua pernah mengalaminya.
Rasanya hampir tak terkatakan.
Ada kalanya cinta itu membahagiakan, tapi
tak jarang juga menyakitkan.
Imam Ibnul Qayyim membagi cinta ini ke dlm 3 bentuk.
1.Mencintai dgn mksd ketaatan dn taqarrub kpda Allah.
Ini merupakan cinta kpda istri dn budak wanita yg dimiliki dn merupakan cinta yg bermanfaat dn dapat mengantarkan kpda tujuan yang disyariatkan Allah dan pernikahan.Orang yg mencintai semacam ini dipuji di
sisi Allah dan di tengah manusia.
2.Cinta yang dibenci Allah.
Yaitu yg menjauhkan dari rahmat-Nya,cinta yg hanya memperturutkan hawa nafsu.
Demi cinta ini, seorang hamba mau melanggar syariat Allah.
Cinta ini merupakan yg paling
berbahaya bagi hamba’a,yg dapat
mengancam agama dn dunianya.
Siapa yang memiliki cinta ini, dia hina di hadapan Allah, dia orang yg hatinya paling jauh dari Allah, dan cinta ini merupakan tabir penghalang antara dirinya dengan Allah.
3.Cinta yang mubah.
Cinta yg tiba-tiba datang, seperti mencintai wanita cantik yang sifatnya dikatakan kepadanya, atau dilihat
dengan tak sengaja, lalu hati pun tertambat padanya. Tapi cinta ini tak sampai menjerumuskan dirinya
hingga melakukan maksiat dn kedurhakaan.
Cinta seperti ini tak menimbulkan siksaan.
Yang paling bermanfaat adalah menyembunyikan perasaannya,menjaga kehormatan dirinya, dan
sabar dalam menghadapi ujian krna cinta ini.
Sehingga dengannya Allah memberinya pahala.
Yg mesti dilakukan adalah mengganti cintanya
itu dgn kesabaran karena Allah,dn tidak patuh pada bisikan nafsu dn lebih mementingkan keridhaan Allah
dn apa yang ada di sisi-Nya.
Dari tiga bentuk cinta di atas,
dapat dipahami bahwa seandainya
bara cinta itu yg lahir karena
keindahan wajah seseorang mampu
dipendam (bahkan diredam),dan tidak melanjutkannya pada tahapan yang melanggar syariat kemudian bersabar dn memohon ketabahan kepada Allah, dan lebih memilih keridhaan Allah walau harus bertarung dengan perasaan sendiri, maka ini yang dibolehkan.
Dan satu hal yang tak boleh terlupakan bagi seorang muslim,bahwa Allah tdk akn menyia_nyiakan hamba-Nya yang lebih memilih cinta dan kasih sayang-Nya,meski harus merelakan sang kekasih menjadi milik orang lain. Mungkin dengan ujian cinta dan sikap kita yang
seperti itu (lebih memilih keridhaan
Allah), Allah ingin kita menjadi hamba
pilihan yang kelak akan merasakan
indahnya bersanding dengan bidadari
nan menawan di jannah-Nya.
Andaikan pilihan jatuh bentuk cinta kedua,
maka ini yang disebutkan Imam Ibnul Qayyim,
"bahwa permulaannya suatu yang ringan dan manis, pertengahannya kekhawatiran,kesibukan hati dan siksaan.. Dan kesudahannya adalah kebinasaan dan kematian.."
Adapun jika pilhan jatuh pda bentuk cinta yg ketiga,
maka obatnya hanya dua. Pertama
berpuasa dan menyibukkan diri pada
hal yang mampu menjauhkan pikiran
ke arah “sana”, dan jika puasa sudah
tak bisa untuk meredam gejolak cinta
itu, maka tak ada jalan lain lagi selain
menikah.
“Menikah dengan orang yg dicintai merupakan obat cinta yg paling mujarab, yg dijadikan Allah
sebagai penawar yg sejalan dengan ketetapan syariat,” demikian Ibnul Qayyim meyakinkan "Cinta Tertinggi hanya untuk Allah dan Rasul-Nya"
Rosulullah bersabda, “Ada tiga perkara apabila terdapat pada diri seseorang, maka dia akan merasakan
manisnya iman. Ia menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya, ia mencintai
seseorang hanya karena Allah, ia sangat benci kembali pada kekufuran sebagaimana ia benci dicampakkan
ke dalam api.” (Riwayat Al-Bukhari dn Muslim)
Karena itu, jika kita mencintai
seseorang, usahakan jangan sampai
melebihi cinta kita pada Allah dan
Rasul-Nya, agar cinta kita tidak
menggelincirkan diri kita dalam dosa?
Keutamaan beramal
Ali bin abi talib berkata,Rosulullah SAW bersabda:"Beramalah kamu
sekalian,karena dgn beramal akan merubah sesuatu yg buruk yg tlh
ditentukan Allah kepada kalian.."HR.Bukhori_Muslim
Kebahagiaan Yang Sejati
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan..:
Salah satu tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah tatkala seorang hamba semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dn kasih sayangnya...
Semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya...
Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya...
Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dn kemauannya untuk membantu sesama...
Dn setiap kali bertambah tinggi kedudukan dn posisinya maka semakin dekat pula dia dgn manusia dn berusaha untk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka...
Dan tanda kebinasaannya yaitu tatkala semakin bertambah ilmunya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakannya..
Dan setiap kali bertambah amalnya maka bertambahlah keangkuhannya dia semakin meremehkan manusia dan terlalu bersangka baik kepada dirinya sendiri...
Semakin bertambah umurnya maka bertambahlah ketamakannya..
Setiap kali bertambah banyak hartanya maka dia semakin pelit dan tidak mau membantu sesama...
Dan setiap kali meningkat kedudukan dan derajatnya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakan dirinya..
Salah satu tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah tatkala seorang hamba semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dn kasih sayangnya...
Semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya...
Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya...
Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dn kemauannya untuk membantu sesama...
Dn setiap kali bertambah tinggi kedudukan dn posisinya maka semakin dekat pula dia dgn manusia dn berusaha untk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka...
Dan tanda kebinasaannya yaitu tatkala semakin bertambah ilmunya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakannya..
Dan setiap kali bertambah amalnya maka bertambahlah keangkuhannya dia semakin meremehkan manusia dan terlalu bersangka baik kepada dirinya sendiri...
Semakin bertambah umurnya maka bertambahlah ketamakannya..
Setiap kali bertambah banyak hartanya maka dia semakin pelit dan tidak mau membantu sesama...
Dan setiap kali meningkat kedudukan dan derajatnya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakan dirinya..
· · Bagikan
Subscribe to:
Posts (Atom)
NASIHAT PERNIKAHAN UNTUK SUAMI DAN ISTERI
Pernikahan adalah suatu perjanjian yang besar, suatu pertanggungjawaban yang berat bagi seorang laki-laki, yang mana dia mengambil seorang w...

-
Hadits ke-1 Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjumpai Umar Ibnu Al-Khaththa...
-
“Dan tinggallah manusia2 yg buruk, yg seenaknya mlakukan persetubuhan spt khimar (kledai). Maka pd zaman mreka inilah kiamat akan datang.” ...
-
Qur'an dan Terjemah SURAT 41. AL FUSHSHILAT Terjemahan Text Qur'an Ayat Haa Miim. حم 1 Diturunkan dari Tuhan Y...