Bukan suatu keharusan berdiri untuk orang yang datang, hanya saja ini
merupakan kesempurnaan etika, yaitu berdiri untuk menjabatnya
(menyalaminya) dan menuntunnya, lebih-lebih bila dilakukan oleh tuan
rumah dan orang-orang tertentu. Yang demikian itu termasuk kesempurnaan
etika. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri untuk menyambut
Fathimah, Fathimah pun demikian untuk menyambut kedatangan beliau [1].
Para sahabat Radhiyallahu ‘anhum juga berdiri untuk menyambut Sa’ad bin
Mu’adz atas perintah beliau, yaitu ketika Sa’ad tiba untuk menjadi
pemimpin Bani Quraizah.
Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu ‘anhu juga berdiri dan beranjak dari
hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Ka’ab bin Malik
Radhiyallahu ‘anhu datang setelah Allah menerima taubatnya, hal itu
dilakukan Thalhah untuk menyalaminya dan mengucapkan selamat kepadanya,
kemudian duduk kembali [3]. (Peristiwa ini disaksikan oleh Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak mengingkarinya). Hal ini
termasuk kesempurnaan etika. Permasalahannya cukup fleksible.
Adapun yang mungkar adalah bediri untuk pengagungan. Namun bila sekedar
berdiri untuk menyambut tamu dan menghormatinya, atau menyalaminya atau
mengucapkan selamat kepadanya, maka hal ini disyari’atkan. Sedangkan
berdirinya orang-orang yang sedang duduk untuk pengagungan, atau sekedar
berdiri saat masuknya orang dimaksud, tanpa maksud menyambutnya atau
menyalaminya, maka hal itu tidak layak dilakukan. Yang buruk dari itu
adalah berdiri untuk menghormat, sementara yang dihormat itu duduk.
Demikian ini bila dilakukan bukan dalam rangka menjaganya tapi dalam
rangka mengagungkannya.
Bediri Untuk Seseorang Ada Tiga Macam
Pertama.
Berdiri untuknya sebagai penghormatan, sementara yang dihormat itu dalam
keadaan duduk, yaitu sebagaimana yang dilakukan oleh rakyat jelata
terhadap para raja dan para pembesar mereka. Sebagaimana dijelaskan oleh
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa hal ini tidak boleh
dilakukan, karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh para
sahabatnya untuk duduk ketika beliau shalat sambil duduk, beliau
menyuruh mereka supaya duduk dan shalat bersama beliau sambil duduk [4].
Sesuai shalat beliau bersabda.
“Artinya : Hampir saja tadi kalian melakukan seperti yang pernah
dilakukan oleh bangsa Persia dan Romawi, mereka (biasa) berdiri untuk
para raja mereka sementara para raja itu duduk” [5]
Kedua.
Berdiri untuk seseorang yang masuk atau keluar tanpa maksud
menyambut/mengantarnya atau menyalaminya, tapi sekedar menghormati.
Sikap seperti ini minimal makruh. Para sahabat Radhiyallahu ‘anhu tidak
pernah berdiri untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau
datang kepada mereka, demikian ini karena mereka tahu bahwa beliau tidak
menyukai hal itu.
Ketiga.
Berdiri untuk menyambut yang datang atau menuntunnya ke tempat atau
mendudukannya di tempat duduknya dan sebagainya. Yang demikian ini tidak
apa-apa, bahkan termasuk sunnah, sebagaimana yang telah dijelaskan di
muka.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[1]. Hadits Riwayat Abu Daud dalam Al-Adab., At-Tirmidzi dalam Al-Manaqib.
[2]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Jihad., Muslim dalam Al-Jihad.
[3]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Maghazi, Muslim dalam At-Taubah.
[4]. Silakan lihat, di antaranya pada riwayat Al-Bukhari dalam Al-Adzan, Muslim dalam Ash-Shalah dari hadits Anas
[5]. Hadits Riwayat Muslim dalam Ash-Shalah dari hadits Jabir.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
NASIHAT PERNIKAHAN UNTUK SUAMI DAN ISTERI
Pernikahan adalah suatu perjanjian yang besar, suatu pertanggungjawaban yang berat bagi seorang laki-laki, yang mana dia mengambil seorang w...

-
Hadits ke-1 Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjumpai Umar Ibnu Al-Khaththa...
-
“Dan tinggallah manusia2 yg buruk, yg seenaknya mlakukan persetubuhan spt khimar (kledai). Maka pd zaman mreka inilah kiamat akan datang.” ...
-
Qur'an dan Terjemah SURAT 41. AL FUSHSHILAT Terjemahan Text Qur'an Ayat Haa Miim. حم 1 Diturunkan dari Tuhan Y...
No comments:
Post a Comment